Kamis, 27 November 2008

34. RADIO

Alat elektronik ini dulu pada masanya pernah menjadi barang mewah, harganya pun sangat tinggi, kalau ukuran orang desa waktu itu harga satu radio bisa sampai 10 kwintal padi, makanya pada waktu itu didesaku hanya ada 2 orang yang punya radio. Ukurannya pun sangat besar.
Generasi berikutnya mulai ada radio kecil2 kotaknya dari plastik. Yang paling terkenal waktu itu adalah radio merk Cawang.
Karena kurangnya hiburan, khususnya d pedesaan, Semua acara yang disiarkan radio merupakan hiburan satu2nya. Ketika itu belum banyak radio swasta, jadi yang paling dominan adalah RRI, tentu acaranya sudah diatur oleh pemerintah.
Setelah mulai muncul radio amatir, acaranyapun mulai berkembang, segment anak muda remaja menjadi acara yang sangat menhibur. Pilihan pendengar adalah salah satu acara hiburan yang sangat disenang oleh anak2 muda, pada saat acara tersebut banyak anak2 yang hanya duduk mendengarkan penyiar membacakan para pemesan lagu, berharap kalau2 namanya disebut karena mendapat kiriman lagu.
Khusus untuk anak muda remaja pilihan pendengar merupakan sarana PDKT kepada lawan jenis yang ditaksir, waktu itu menyatakan perasaan secara langsung masih malu2. Aneh kadang2 lagu yang diputar hanya beberapa, padahal waktunya umumnya 1 jam, kebanyakan pemesan lagu.
Acara lainnya adalah REMAJA RADIO CLUB, acara ini merupakan acara jalinan komunikasi antara pendengar dan penyiar atau sebaliknya dan antara pendengar dengan pendengar, media komunikasinya waktu itu hampir semuanya pakai surat. Belum ada telpon dirumah2.
Untuk orang tua umumnya kesenian tradisional, seperti Kethoprak, Wayang orang, dan wayang kulit.
Saat ini setelah radio meraja lela, ditambah lagi dengan televisi, acara2 radio banyak ditinggalkan.
Kecuali untuk daerah terpencil, radio masih berperan.
Bagi anak2 yang lahir tahun 70 an radio sudah tidak banyak artinya.
Sekedar bernostalgia.

33. JEMBATAN PENYEBERANGAN

Di kota2 besar, jembatan penyeberangan mudah dijumpai, karena memang ditujukan kepada pejalan kaki yang ingin menyeberang, sementara lalu lintas selalu padat, maka jembatan penyeberanganlah solusinya. Tapi apakah sudah dimanfaatkan sebagaimana mestinya, jawabannya belum. Sebagian nampak sepi penyeberang yang lewat jembatan, mereka masih berani nekad memotong jalan yang sudah ramai. Memang jembatan penyeberangan punya keterbatasan.
Jembatan penyeberangan hanya ditempat tertentu, sementara penyeberang maunya praktis, bisa menyeberang dimana saja. Karena sepi penyeberang, orang yang semula mau tertib melalui jembatan takut, karena sering pula di jembatan itu terjadi kriminalitas.
Ditempat tertentu, jembatan penyeberangan menjadi lahan kali lima dan juga para pengemis, akibatnya pengguna jalan menjadi kurang nyaman. Terus didinding2 luar banyak dijadikan media iklan, tentunya ini menjadi makin rawan karena menjadi tertutup.
Untuk meningkatan fungsinya perlu ada pembenahan, dan tindakan tegas dari aparat bagi para pelanggarnya.
Ciptakan rasa aman menyeberang, dan ambil tindakan bagi para penyeberang disembarang tempat padahal didekatnya sudah disediakan jembatan penyeberangan.

Minggu, 16 November 2008

32. APA ARTI PERUBAHAN

Kata2 perubahan sering berlawanan dengan kata2 kemapanan. Biasanya anak2 muda paling getol menuntut perubahan, tetapi perlahan2 tututan makin kendor, lama kelamaan masuk kewilayah yang menyukai kemapanan. Pada waktu muda, wajar menuntut perubahan, karena kalau tidak ada perubahan maka yang muda tidak akan kebagian.
Sedangkan kalau sudah mulai tua, empat puluh keatas, tututan perubahan mulai kendor, karena pada usia itu seseorang sudah mulai bisa menikmati fasilitas. Kalau dia masih menuntut perubahan, artinya fasilits itupun akan berpindah.
Perubhaan secara radikal disebut revolusi, sedangkan secara alamiah disebut evolusi, keduanya bisa bermakna positif kalau disiasat dengan arif.
Menghadapi penjajah harus dengan revolusi karena kalau tidak kemerdekaan tidak akan tercapai, tentunya dengan segala bentuk pengorbanannya. Tetapi di alam kemerdekaan perubahan secara evolusi lebih diperlukan. karena dengan cara ini eksesnya tidak berdampat negatif.
Pada tahun 65 terjadilah revolusi ada yang kalah ada yang memang, yang kalah punah dan yang menang berkuasa.
Tahun 97 terjadi reformasi, memang tidak mirip banget dengan revolusi, tetapi terjadi juga perubahan yang luar biasa. Ketika itu tidak ada yang kalah semua merasa menang. Makanya dalam mengisi setelah reformasi selalu gontok2 an terus karena masih sama2 menang.
Susah dech,,,,

Jumat, 14 November 2008

31. SEPAKBOLA NASIONAL

Kompetisi antar Klub sudah berjalan sejak tahun 1978 dengan nama Galatama, setelah mengalami berbagai perubahan saat ini namanya liga super. Pemain asing khususnya kulit hitam meraja lela distadion di Kota2 di Indonesia. Gaji pemain bola dari luar cukup tinggi, pemain lokal juga mendapat manisnya. Kesebalasan tersebar dari papua hingga Banda Aceh, pecinta bola dimanjakan suguhan setiap saat. Sayang banyak catatan yang nadanya miring tertuju kepada PSSI sebagai organisasi yang menaungi persepak bolaan nasional :
1. Dengan banyak pemain asing, biaya untuk transfer dll cukup tinggi.
2. Tidak bisa meningkatkan kualitas timnas, untuk menjadi juara asean saja sulit.
3. Untuk klub yang nota bene didukung oleh pemain asing, untuk tingkatan ASEAN juga masih sulit.
4. Kerusuhan baik oleh Sporter, Pemain, Oficial makin menjadi2.
Terus apa yang sudah dicapai dengan mendatangkan pemain dari luar, cobalah dengan source sendiri, ciptakan kesebelasan yang tangguh. Emang gampang??????????

Rabu, 12 November 2008

30. LALU LINTAS DIKOTA BESAR

Lalu lintas dikota besar di Indonesia umumnya semrawut, hal2 yang terkait dengan lalu lintas sbb:
1. Ruas Jalan.
2. Sarana Transportasi.
3. Pemanfaatan Ruas Jalan.
4. Sikap Pengguna jalan.
5. Rambu2 lalu lintas.
Umumnya Ruas jalan tidak sebanding dengan jumlah sarana transportasi, baik transportasi umum maupun kendaraan Pribadi. Pertambahan ruas jalan berjalan lambat, pertambahan Kendaraan cepat sekali.
Ruas jalan yang serba terbatas dimanfaatkan untuk hal2 diluar peruntukkan yang semestinya : seharusnya hanya untuk lalu lintas tetapi kenyataannya ; untuk Pedagang Kaki Lima, untuk lahan Usaha, Untuk Parkir liar.
Sikap pengguna jalan sering menyalah aturan : lampu merah diserobot, berhenti sembarang tempat, kemudian menyebabkan kemacetan.
Rambu2 lalu lintas : penempatannya sering tidak sesuai dengan kenyataan : Tanda dilarang parkir tetapi didekatnya banyak kendaraan parkir. Banyak rambu2 yang tertutup pepohonan dimana seharusnya ada pemotongan tetapi ternyata tidak dilakukan.
Jadi, untuk mengatasi lalu lintas tidak hanya masalah transportasi, tetapi berbagai aspek harus ditangani secara simultan. Mudah2 an bisa tertangani.

Kamis, 23 Oktober 2008

29. STOP ROKOK TANPA PELARIAN

Sebagaimana kebanyakan anak kecil yang suka nyoba2, begitu juga saya. Teman2 kecil saya dulu ketika masih di SR kelas 5 sudah mulai nyoba2 merokok, rokoknya pun klembak menyan merk tengwe alian nglinting dewe. Ketika itu belum begitu bisa merasakan, tapi jalan terus tanpa sepengetahuan orang tua, kalau ketahuan ya dimarahi.
Kebiasaan terus berlanjut di SMP, rokok tengwe mulai ditinggalkan, rokok Cengkeh merk sarang burung sudah mulai ngetop di kampung saya. Lama kelamaan sudah mulai bisa merasa ketagihan, kalau sudah demikian rokok apa saja dirokok.
Ketika di SLTA sekolah di kutoarjo makin menjadi-jadi, sebagian uang saku bukan untuk beli makan atau minum, melainkan untuk membeli rokok. Karena sebagian waktunya di kos2 an maka merokok mulai bebas.
Waktu merantau dan mulai kerja makin jadi, teman sekantor semua merokok, jadi mau merokokpun tidak malu2. Rokok Gudang garam merah menjadi favoritku. Namanya orang sudah punya uang sendiri, walaupun jumlahnya sedikit, tetapi bisa bebas menikmasi rokok. Pokoknya tiada hari tanpa rokok, cuma kalau dirumah, karena masih numpang Kakak, saya tidak enak merokok dirumah, karena tidak merokok.
Begitu ada kesempatan kos sendiri makin bebas lagi, prei rokok hanya kalau sakit, begitu mulai sembuh, keinginan untuk menghisap rokok datang lagi.
Ketika itu saya juga heran kenapa orang pakai susah2 berhenti merokok, bahkan ada yang terapinya kalau pingin rokok, diganti dengan makan permen, katanya biar bisa berhenti merokok, tapi nyatanya makan permen jalan merokok juga tidak berhenti. Ada yang dengan mengurangi misalnya sehari cukup 3 batang sehari, selebihnya mencium rokok, hasil akhirnya nihil juga, akhirnya rokok jalan.
Suatu ketika, saya berolah raga jalan kaki keliling jalan di Jakarta, mungkin jaraknya ada 20 KM dibawah terik mata hari. Waktu sampai depan setasiun kota saya istirahat dulu sambil minum es, wah segar sekali. Tapi besoknya tenggorokan sakit sekali. batuk tidak keluar badan terasa meriang. Sakit berat. Menghisap rokok tidak enak lagi. Ketika itu sakit hampir seminggu, keinginan rokok hilang sama sekali. Biasanya kalau mulai sembuh dari sakit aroma rokok sangat menggoda, tetapi ketika itu boleh dibilang lupa dengan rokok. Setelah berjalan 2 minggu baru sadar kalau saya sudah tidak merokok, walaupun dirumah ada stock rokok, menyentuhpun tidak. Barulah saya sadar, bahwa saya telah berhasil berhenti merokok, dan ketika itulah berniat untuk terus tidak merokok sampai sekarang. Sampai teman2ku heran kok bisa berhenti merokok begitu saja tanpa harus pakai pelarian segala.
Kesimpulan saya kalau memang mau berhenti merokok, ya berhenti saja tidak pakai cara2 mengurangi atau makan permen. Karena merokok dan tidak merokok memang tidak bisa dipertentangkan. Para orang tua yang sudah sepuh2 oh terus merokok juga.
Yang masih merokok silahkan menikmati.

Selasa, 23 September 2008

28. SEMINGGU LAGI LEBARAN

Dulu waktu kecil, hari2 menjelang lebaran betul2 dihitung, sambil berkali2 lihat baju barunya, sekarang lebaran tidak pernah dihitung2 tahu2 sudah datang sendiri. Pakaian seadanya.
Semua penyedia jasa angkutan sedang mengalami panen, karena bisa menaikan tarif dan kendaraannya penuh, cuma arus baliknya sering kosong, baru setelah lebaran arus balik penuh dan jalur mudiknya yang kosong. Bagi yang mudik baik yang pakai kendaraan umum atau pakai kendaraan sendiri, padat, apalagi kalau sudah mepet2 lebaran.
Pada saat2 itu, para penghuni yang tinggal diJakarta menikmati lengangnya jalan, sepi, karena semua kendaraan baik pribadi maupun angkutan umum dipakai keluar kota. Setelah silahturahmi seperlunya kembali kerutinitas.
Sebaliknya yang mudik, begitu selesai silahturahmi mulai mikir baliknya, macet lagi, tapi biarpun capai tidak terasa karena semua sudah direncanakan. Mudah2an semua yang pulang, aman dijalan, rumah yang ditinggal juga aman tidak dijarah maling. Disinilah perlunya semua hati2 supaya semua aman dan nyaman.

Selasa, 16 September 2008

27. ALASAN ORANG MEMILIH SARANA TRANSPORTASI

Ada empat alasan seseorang memilih sarana transportasi yakni: murah, nyaman, aman dan cepat.
Keempat alasan tersebut tidak bisa dipilih sekali gus, bahkan untuk tiga alasan juga sudah. Kalau seseorang memilih yang murah, biasanya tidak nyaman dan tidak aman. Kalau seseorang memilih Nyaman biasa tidak murah atau mahal. Apalagi kalau orang memilih yang Nyaman dan aman pasti mahal. Kalau seseorang memilih yang cepat, aman dan nyaman sudah hampir pasti mahal harganya. Saat ini yang harganya murah tetapi cepat satu2nya adalak KRL (kereta api listrik), cuma memang tidak nyaman dan tidak aman. Jadi pada dasarnya tidak ada yang memilih mahal, karena yang mereka pilih pasti diantara yang empat tadi, sedang mahal itu akibat memilih salah satu dari empat tersebut diatas. Gara mencari mana yang paling bisa dipilih dari yang tersebut diatas, maka sekarang banyak orang beralih naik sepeda motor, karena lebih cepat dan murah, sedangkan keamanan dan kenyaman belum dijamin. Ditambah lagi sekarang banyak kemudahan untuk memiliki sepeda motor, hanya dengan 500 ribu orang bisa membawa pulang motor. Adapun untuk kalangan menengah keatas biasanya memilih yang nyaman, aman, cepat, untuk yang kelas menengah kebawah yang dipilih adalah murah dan cepat. Kesimpulannya baik kalangan atas dan kalangan bawah, kedua2nya sama2 ingin cepat.

Senin, 15 September 2008

26. PETA DUNIA

Peta Dunia yang kita lihat sampai saat ini masih sama dengan yang pertama kami saya waktu masih di SR. terbetang bagai kertas dimana Benua Asia ada ditengah2 dan kepulauan Nusantara persis ditengah. Kemudian pelajaran waktu itu mengatakan bahwa Indonesia diapit oleh dua benua besar, dua lautan besar. Kalau kita hanya melihat peta itu, maka terbayang, kalau orang Inggris mau ke New York maka jaraknya akan jauh sekali karena harus melewati benua asia. Padahal kalau kita melihat peta dari sisi lain jarak antara London ke New York tidak selebar bentangan yang kita lihat di peta selama ini. Kalau kita melihat benda yang bundar seperti bola, maka yang terlihat adalah separo yang dekat dengan pandangan kita, sedangkan yang separo jauh dari pandangan kita tidak akat terlihat. Kalau pakai konsep ini maka kita tidak akan bisa melihat seluruh dunia hanya dalam satu tampilan. Sekali waktu saya pernah melihat gambar peta dunia, yang terlihat adalah benua Eropa dan Benua Amerika darat asia dan Australia tidak kelihatan sama sekali. Jadi ada baiknya juga dalam pembelajaran, waktu menampilkan peta harus bisa dilihat dari beberapa sisi, sehingga teori yang mengatakan bumi itu bundar sepeti bola bisa lebih mudah dipahami.

Kamis, 11 September 2008

25. JO JA JAN - JO JA JAN

Itu bunyi kereta jaman dulu, kalau sekarang bunyinya JA JAN - JA JAN. Jaman saya masih kecil, atau mungkin sekarang juga masih ada, bantalan rel atau ganjel terbuat dari kayu jati. Mungkin waktu itu kayu jati memang banyak. katanya, dengan kayu jati, pergerakkan rel bila sedang dilewati kereta lebih lentur sehingga relnya tidak mudah patah atau bengkok. Jaman sekarang ganjal rel sudah diganti dengan beton dan relnyapun panjang2, makanya bunyinya sekarang lain.

Rel kereta yang sampai sast ini, sudah ada dari dulu, dengan beberapa penggantian rel, karena sebagaian suddah dimakan umur. Waktu itu frekwensi kerela tidak sepadat sekarang, sehingga dengan jalur yang ada saat ini sudah tidak memadahi lagi. Tahun 60 an, kereta merupakan andalan untuk bepergian ke Jakarta, karena Bus belum banyak. Kemudian pada tahun 70 an bus AKAP mulai banyak beroperasi, tetapi kereta masih menjadi pilihan, karena lebih aman dari kecelakaan. Begitu masih era 90 an, jalur kereta mulai meningkat, kelasnyapun ada tiga kelas yakni: ekonomi, business dan utama. kesemua kelas tersebut masih pada jalur yang sama, sehingga yang kelas ekonomi sering dikalahkan. Akhir2 ini sudah mulai dibangun double track, awalnya Jakarta-cirebon kemudian belakangan kutoarjo-Jogya, dengan double Track waktu tempuh makin pendek. Kesamaan kereta dulu dan sekarang, kesamaannya dulu dan sekarang sama2 masih jadi andalan penumpang karena mulah, penuh sesak. Perdebaannya, dulu tidak ada pengamen, sekarang banyak pengamen, dulu kereta lebih aman dari kecelakaan, sekarang kereta sering mengalami kecelakaan, waktu tempuh Jakarta kutoarjo dulu hampir 12 jam sekarang cuma 8 jam, dulu naik kereta goncangannya sangat keras, sekarang lebih mulus karena deisamping bantalan rel terbuat dari beton jadinya lebih statis, dan relnyapun lebih panjang. Sungguh luar biasa kemajuannya dalam hal waktu tempuh. Sekarang yang perlu dibenahi bagaimana supaya tidak sering terjadi kecelakaan baik keretanya maupun pengguna jalan lainnya.

Selasa, 09 September 2008

24. MATA ANGIN

Dulu mempelajari mata angin merupakan bagian dari pelajaran Ilmu Bumi, kalau sekarang namanya Geografi, di SR klas IV dimulai dengan pelajaran Ilmu Bumi. Pengenalan pertama pelajaran mata angin. Walaupun keseharian kita sudah belajar mengenai arah, tetapi dalam mata angin ini lebih lengkap, karena disamping arah yang baku ditambah dengan arah tengah2. Yang baku yakni Utara-Selatan, Timur-Barat, Tambahannya Tenggara-barat laut dan Timur laut-barat daya. Itu dulu pelajar mengasikkan karena sambil tebak2an. Dan akhirnya hafal delapan jurusan.

Begitulah hampir semua anak2 ketika itu hafal arah, jadi disamping hafal juga bisa merasakan bagaimana rasanya menghadap keutara, keselatan dsb, cuma kalau suruh menjelaskan bagaimana rasanya ya susah.

Begitu merantau ke Jakarta, sama sekali tak terpakai, masalahnya kalau tanya arah, banyak orang yang tidak tahu. Makanya ditempat tinggal saya bingungnya paten, sudah tidak bisa berubah. Jadi walaupun rasanya menghadap keselatan tetapi sesungguhnya menghadap kebarat. Anehnya tidak disemua tempat mengalami bingung, ditempat tertentu tidak bingung.

Yang sering terjadi kalau dari tempat yang tidak bingung menuju tempat bingung, lebih bingung lagi. Suatu ketika saya berada disuatu tempat dengan teman saya, kemudian saya bilang: "ini kok rasanya menghadap ke Timur". Temannya komentar, bagaimana sih bedanya menghadap ke Barat atau ke timur. Belakangan saya baru tahu bahwa teman saya itu tidak bisa merasakan arah. Jadi malah tidak ada masalah.

Setelah saya perhatikan, yang sering membuat bingung adalah kalau ada jalan yang beloknya sedikit tidak sampai 90 derajat, ini sering bikin bingung, karena pada waktu belok setengahnya seolah2 sudah belok 90 derajat lagi.

Betapa kasihannya kalau sampai tidak tahu arah.

Kamis, 04 September 2008

23. PUDUNAN/RIYAYAN/LEBARAN

Pudunan/Riyayan/Lebaran artinya sama saja.
Begitu turun shalat Id, bagi yang shalat, yang tidak juga tidak apa2, anak2 kecil termasuk saya mendatangi para orang tua, bersamalan sekedarnya, yang paling dituju adalah ingin mencicipi kue2 yang jarang ditemui pada hari2 biasa.
Pudunan sendiri dari kata mudun yakni turun, konon kata orang tua pada hari itu para leluhur turun, tapi turun kemana saya tidak tahu, makanya pada waktu itu orang2 pada malam takbiran memasang lampu minyak dan tempat air yang diisi air dan daun dadap, katanya kalau leluhurnya turun bisa cucu kaki dan tangan dahulu.
Bagi2 anak2 pakai baju baru, dapat sangu, makan kenyang sehari. Esok harinya pagi berangkat ke ketawang (laut selatan) dengan berjalan kaki, bekalnya ketupat dengan lauk sekedarnya. semua saya jalani dengan senang hati karena waktu itu memang itu adanya. Bekal uang sangat terbatas, makanya supaya tidak kelaparan, bawa ketupatnya banyak. Waktu berangkat serentak bersama2 dengan teman lain, jarak tempuh kira2 10 km. Dilaut mandi air laut sepuasnya, baju semua basah, tidak perlu ganti karena akan kering sendiri. Kalau sudah kecapaian baru berangkat pulang dengan jalan kaki juga. Besok paginya lagi, badan rentek, mata sakit karena kemasukkan pasir2 halus. Walupun jaraknya agak jauh dan yang dilihat cuma air, tetapi bisa beberapa kali pergi kelaut. Giliran pulang bekal sudah habis badan capai buka main nikmatnya.
itu semua kenangan waktu kecil tahun enam puluhan, sekarang kalau disuruh kelaut sudah malas. Ngak tahu bagaimana anak2 sekarang apa masih suka kelaut.

Rabu, 03 September 2008

22. BUKA PUASA

Puasa, sebagaimana yang kita paham adalah wahana pengendalian diri, latihan merasakan kelaparan, supaya punya rasa tepa slira.
Tuhan dalam memberikan cobaan macam2, ada enak ada tidak enak, ada kaya ada miskin, ada cantik ada jelek, semua itu cobaan. Kalau lagi enak berarti kita dicoba dengan yang enak2, kalau lagi nggak enak berarti kita lagi dicoba dengan yang tidak enak. Tetapi banyak kejadian, kalau dicoba dengan yang enak sering tidak berhasil. Yang berhasil artinya dengan enak tetap bertakwa. Sedangkan yang dicoba dengan tidak enak, orang lebih berhasil, artinya dengan tetap bertakwa perlahan2 dapat bangkit.
Pada saat puasa orang kuat menahan lapar, karena kalau tidak kuat artinya tidak puasa. Tetapi pada saat sudah buka, bukan main sering kita membabi buta, lha wong sudah tidak puasa maka apa saja diembat. Sebetulnya pada saat buka itu kita tepat harus mengendalikan diri. Karena pengendalian diri adanya dikita sendiri. Dikatakan cukup juga menurut kita, dikatakan tidak cukup juga menurut kita. Jadi saat pengendalian diri malah pada saat kita berbuka. Kita tidak mengendalikan diri, artinya puasa itu mendidik untuk toleransi menjadi tidak tercapai. Muga2 saja gusti allah memberi kekuatan kita supaya tetap bisa mengendalikan diri.

Selasa, 02 September 2008

21. MUDAH TERSINGGUNG

Belakangan ini sering kali melihat berita pembunuhan yang sadis:
1. Pembunuhan 3 orang di Meteng pada siang hari kurang dari satu jam, pelakunya hansip setempat, hanya untuk menguasai barang milik korban.
2. Di bandung, suami isteri yang sudah tua di bunuh oleh bekas pembantunya, alasannya sering dimarahi dan sering disuruh makan nasi basi.
3. Di bali suami isteri dibunuh oleh pembantunya karena merasa sakit hari sering dimarahi.
4. Yang Paling heboh adalah Ryan, yang teakhir alasannya tersinggung karena pacar sejenisnya mau dipakai korban.
Semua alasan diatas sepele, ingin memiliki barang orang lain, yang punya barang dibunuh, barang dimiliki, belum sempat menikmati sudah ketangkap, misalnya kemudian dihukum 10 tahun apa tidak menyesal.
Tersinggung kemudian yang menyinggung dibunuh.
Persoalannya hanya pada pemikiran sesaat baik itu emosi, grogi atau panik, kecuali yang memang mempunyai kelainan jiwa, sehingga tidak ada penyesalan sama sekalai.
Kalau normalnya pasti orang setelah melakukan pembunuhan akan menyesal karena kuhumannya akan berat dibanding dengan kenikmatai yang dirasakan.
Kalau seseorang sakit hati, kemudian membunuh, barang kali sakit hatinya sembuh sesaat, tapi selanjutnya hukuman yang dinikmati.
Kemudian yang dilakukan Ryan, masih susah di analisa, karena membunuh banyak orang dalam jangka waktu yang lama dan korbannya banyak kok bisa lancar2 saja.
Kembali ke soal emosi sesaat, disini perlunya ada pengendalian diri pada saat2 seperti itu, persoalannya pada saat panik sudah tidak bisa berpikir, lalu berbuat apa saja tidak berfikir resikonya.
Memang seharusnya pengendalian diri seharusnya ditekankan pada keadaan yang darurat, karena dalam keadaan tenang dan normal hampir semua orang bisa mengendalikan diri. Mungkin perlu juga pendidikan supaya orang tidak mudah tersinggung, pendidikan ndableg kira2 begitu. Karena yang nama nya tersinggung, itu soal perasaan, kalau kita bisa ndableg, pasti tidak mudah tersinggung. Sekarang seolah2 dengan mengatasnamakan tersinggung kemudian boleh melakukan apa saja.
Mungkin dunianya sudah tua, kaya orang, kalau sudah tua juga kadang2 mudah tersinggung.
Tapi coba, waktu merasa tersinggung, jangan lalu action, mikir sejenak, mungkin bisa mengurangi pembunuhan yang disebabkan karena tersinggung.

Rabu, 27 Agustus 2008

20. NAMANYA ISMANU

Sekitar tahun tujuh puluhan, nama itu cukup terkenal didaerah saya. Perawakannya sedang, kulitnya agak gelap, rabutnya keriting, badannya berotot. Setiap lewat kampung saya, pakaiannya agak koboi (Begitu waktu itu dia sering disebut), sepatunya sudah butut tapi sering disemir, maka kalau dari jauh nampak masih bagus, padahal kalau sudah dekat, kulitnya sudah pada mengelupas. Selalu pakai topi, pakai ikat leher segala. Karena tugasnya, dia menjelajah ke berbagai kampung, setiap ketemu orang pasti menyapa duluan dengan sapaan yang cukup akrab, sehingga terkesan bahwa semua orang adalah sehabatnya. Kepada yang tua, cukup santun, dengan yang sebaya akrab, dengan yang mudah momong, pokoknya kalau dia tidak lewat sepi rasanya. Ismanu ini sangat akrab dengan warga kampung yang ada kerabatnya merantau, pada waktu itu Ismanu sangat besar jasanya. Setiap pagi, dari rumahnya (nggak tahu rumahnya dimana) menguju kecamatan Ngobol, surat2 yang masuk disortir kemudian diantar kemasing2 alamat yang dituju. Biasanya siang hari baru sampai kekampung saya, karena senang mendapat surat dari saudaranya maka kita ngasih uang tak seberapa, dan dia selalu menerima dengan senang. Kalau dihitung2 pasti tidak terlalu banyak hasilnya, tapi itu dijalani cukup lama. Itulah suatu contoh warga masyarakat yang bekerja dengan dedikasi yang tinggi, dia memang bukan pegawai kantor pos, kalau tidak ada dia surat akan lama tertahan di kecamatan, sampai ada pamong desa yang bertugas dikecamatan. Saat ini tugas seperti itu mungkin sudah tidak ada lagi, karena orang sudah jarang kirim surat, cukup dengan SMS, praktis, murah dan cepat. Orang yang punya semangat kerja seperti Ismanu tetap diperlukan karena dia selalu menjalankan pekerjaan dengan senang.

19. PENGALAMAN PRIBADI

Waktu masih kecil, dulu sering sakit, namanya juga dikampung tempatnya begitulah, sering main becek2an, hasilnya ya sakit itu. Ketika itu saya disering dibawa ke poliklinik dan yang ngobati mantri klinik. Waktu itu, obat banyaknya obat suntik, jadi kalau ke klinik pasti disuntik. Lama2 bukannya menjadi biasa, malah menjadi takut. Bersamaan dengan itu saya sudah mulai jarang sakit. Seandainya pun sakit, saya tahan2 biar dikira tidak sakit, karena kalau bapak saya tahu kalau saya sakit pasti, buru2 di ajak ke poliklinik dan pasti disuntik.

Suatu ketika, dikampung diadakan faksinasi, dulu namanya BCG atau apalah saya lupa. Semua anak2 sudah disuntik, dan waktu saya katanya sakit sekali, maka saya menghindar terus supaya yang nyuruh suntik lupa. Rupanya tidak demikian, bahkan saya di cari Simbok saya, akhirnya bersama Mas Siswanto saya memberanikan diri ke mantri. Saya minta mas Siswanto duluan, karena saya masih tetap takut, pada saat nunggu, datang pikiran jelek saya, kenapa tidak ngumpet saja. Maka saya ngabur, sampai sore tidak pulang. Waktu pulang sampai dirumah sudah dicegat Simbok, karena mas Siswanto tadi bilang kalau saya belum jadi disuntik, maka malam itu digiring bapak diantar ketempat mantri untuk disuntik, saya tidak bisa mengelak karena pasiennya saya sendiri.

Suatu ketika saya sakit, seharian ditempat tidur. Samar2 terdengar suara saudara saya yang jadi mantri datang, seperti biasa kalau datang pasti semua diperiksa, kalau ada yang sakit ya disuntik. Begitu pintu depan dibuka dan suara Saudaraku makin jelas, maka pelan2 saya dengan kaki jinjit, menyelinap dan lari kekebon untuk ngumpet sambil bersandar di pohon kelapa karena memang sakit, tapi takut disuntik. Simbok saya yang menghampiri tempat tidur, ngomel2 karena saya sudah kabur. Tiba2 tanganku di tarik dari belakang sambil digeret pulang, dan suntikpun jadilah.

Waktu berputar terus sampai saya merantau ke Jakarta, suatu ketika saya mengalam diare berat, kemudian pergi kepuskesmas. Mantri klinik lansung menyiapkan jarum suntik, saya malu mengelak, alasa disuntik supaya cepet berhenti diarenya. Saya pasrah, waktu pantatku diraba oleh mantri, dimana tangannya terasa dingin, dengan sekuat tenaga badanku saya kejangkan karena menahan sakit, padahal sesungguhnya tidak sakit. Sepulang dari puskemas kaki saya jadi pincang dan sampai 3 hari, bekas suntikan juga terasa sakit.

Begitu mulai kerja, ditempat kerja 3 bulan sekali ada acara donor darah, teman2 saya sudah berapa puluh kali donor, saya sekalipun belum karena takut. Sekali waktu bertepatan ada acara donor, saya memberanikan diri ikut donor, waktu dapat giliran dicek tekanan darah, ternyata tekanan darah saya tinggi, petugasnya bilang tidak usah donor kalau keadaannya demikian, saya tetap memaksa, kemudian saya disuruh tunggu dulu sampai tekanan darah normal. Waktu dicek lagi ternyata tidak turun juga darah saya. Maka gagal saya mencoba keberanian, terus terang ketika itu saya memang betul2 takut.

Yang terakhir tahun 2005, orang kantor ada yang membutuhkan darah yang golongannya sesuai, maka saya pun ikut. kalau yang terakhir ini saya betul2 siap tidak ada rasa apa2. Begitu menunggu lama, petugas palang merah bilang, kalau mau donor untuk umum boleh, tetapi tidak bisa langsung diberikan kepada pasien yang membutuhkan darah, dan tetap harus membeli ke PMI. Maka satu rombongan menolak donor, maksudnya supaya temansaya tidak perlu keluar uang, masa darah kita diambil gratis sementara teman harus beli disitu.

Beruntung sekarang sudah banyak obat telan jadi kalau berobat tidak harus disuntik.

Senin, 25 Agustus 2008

18. TAHUN 2008 = TAHUN EKSEKUSI MATI

Dalam waktu dekat akan ada napi yang dieksekusi mati, jumlahnya 3 orang, belum lama berselang juga sudah ada beberapa orang yang dieksekusi. Menurut kejaksaan saat ini saja yang menunggu dieksekusi ada 112 napi, wak banyak nian. Tahun2 sebelum tidak sebanyak tahun ini, apakah penjaranya sudah tidak nampung lagi makanya banyak yang dieksekusi, atau sudah dapat bisikan dari malaekat, kok kayanya ngejar target. Saya setuju hukum harus ditegakkan, bagaimanapun hukuman mati memang masih berlaku, makanya kalau memang tindakknya sudah melebihan batas rasa kemanusiaan, tidak ada salah kalau dijatuhi hukuman yang setimpal. Kaya waktu yang lalu adaa napi hukuman mati baru dieksekusi setelah menjalami hukuman hampir duapuluh tahun, sungguh kasihan, Seharusnya kalau memang sudah berkekuatan hukum ya harus segera dieksekusi. Kita tidak bicara soal perikemanusiaan, karena menunda2 eksekusi, kalau akhirnya dieksekusi ya sama juga. Bahkan diantara napi bom bali I ada yang sudah menanti2 dieksekusi, katanya sudah pingin ketemu bidadari. Bukan Main, sedemikian teguhnya keyakinannya. Apapun hukumannya, yang diharapkan adalah efek jera bagi masyarakat lain, sehingga dapat mengurangi tindak kriminal.

17. DEMAM KPK

Gebrakan KPK sungguh luar biasa pengaruhnya, saya tgl 23 Agustus 2008, memperpanjang plat nomor mobil di samsat Bekasi, seperti biasa harus ngantri dulu untuk mendapat formulir untuk gesek nomor rangka dan nomor mesin, setelah formulir saya pegang, agak lama tidak ada tukang gesek yang datang. Nampak kurang semangat. Waktu sebelah saya selesai menggesek, tukang gesek menghampiri saya dengan wajah yang kurang ramah, saya dilayani, setelah selesai, saya menyodorkan uang Rp. 5000,- sambil mengucapkan terima kasih, dan tukang gesekpun menerima dengan ucapan terima kasih, yah biasalah, karena kalau tidak begitu, pasti lama tidak dilayani. Setelah selesai digesek formulir saya serahkan diloket untuk distample dan ditandatangani, kalau dulu namanya itu berita acara, beberapa saat saya menunggu. Orang didepan saya dipanggil, dan dengan cepat menghampiri dan menerima formulir, kemudian melesat ke langkah berikutnya. Dalam hati saya kok tumben banget, penyerahan formulir cepat, kalau dulu selalu ada proses pengembalian uang segala. Waktu nama saya dipanggil, saya menghampiri loket, berkas saya terima dan langsung saya bawa pergi, saya mencoba tidak membayar dan ternyata, kata orang memang tidak bayar. Biasanya diloket tarifnya Rp 30,000.- dan itu tarif tetap. Makanya saya jadi heran kok tumben banget tidak pungutan diloket itu. Setelah pindah loket mulai terdengar katanya di samsat tersebut sedang diawasi KPK, makanya pungutan tidak ada, yang saya bayar ya yang tertulis di STNK. Mudah2 an bisa aberjalan terus, bagi rakyat kecil, uang segitu cukup besar artinya, karena beban rakyat sudah berat, kalau masih dibebani hal2 demikian pasti rakyat menjerit. Bravo KPK

Kamis, 21 Agustus 2008

16. GOLEK IWAK

Golek iwak = Cari ikan.
1. Mancing jaman dulu,
Umpannya kalau jaman dulu ya cacing, carinya didekat kotoran kerbau atau jaran.
Perlu kesabaran.
Dapatnya sedikit, tapi ikannya lebih enak karena ditangkap dengan air yang tetap jernih.


2. Nyeser,
Orangnya masuk di kali, biasanya kalau airnya lagi surut, alatnya sejenis anyampan kemudian
digapet berbentuk segitiga, ikan yang ketangkap ikan yang suka direrumputan.

3. Gogoh,
Orangnya masuk kekali, hampir sama dengan nyeser, tetapi ini tanpa alat alias tangan
kosong, caranya dengan meraba2 di pinggiran kali yang banyak rumputnya, ikan yang
ditangkap adalah ikan yang masuk dilubang2, biasanya lele, gabus, kadang2 ular juga
ketangkap.

4. Tawu,
kali atau kolam, dibendung dulu supaya ada batas yang airnya mau dikuras sampai habis,
setelah itu baru ikannya ditangkap, biasanya ini dilakukan dimusim kemarau.

5. Menjala,
Alatnya jala, orangnya diatas, tidak perlu masuk kekali, cukup jalanya yang ditebarkan,
kalau air kali lagi tinggi biasanya ikan yang tertangkap sedikit.

6. Pasang Bubu/wuwu,
Alat ini dipasang di air yang mengalir, biasanya dipasang waktu sore baru diambil esok
paginya, ikan yang ketangkap adalah ikan yang nyasar.

7. Sregeng.
alat ini mirip bubu, biasanya dipasang di air mengalir dari sawah kekali, biasanya dilakukan
menjelang panen, karena kembang padi banyak dimakan ikan. Biasanya ikan yang
ketangkap lele, gabus, kadang2 ular juga masuk.

Ini semua pengalaman waktu kecil, sekarang sudah jarang cari ikan model ini, karena ikan dikampung saya sudah punah karena semprotan serangga.

15. LATAH

Dalam bahasa Jawa, Latah adalah tertawa yang berlebihan, dalam bahasa Indonesia Ikut2an yang tak jelas maksud dan tujuannya. Dahulu sering terdengar slogan "Mengolahragakan Masyarakat dan Memasyarakatkan Olahraga" Kemudian adalagi "Prajurit Pejuang dan Pejuang Prajurit", masih banyak lagi istilah2 yang tercipta karena lagi ramai membuat istilah. Kemudian ada Gerakan Disiplin Nasional, dimana-mana banyak poster yang senada dengan ini. yang paling menonjol kemudian banyak orang pakai rompi yang bertuliskan Gerakan Disiplin Nasional ( GDN), targetnya tidak jelas, setelah itu sepi tidak ada lagi. Kemudian saat ini masih demam membentuk lembaga yang kurang lebih fungsinya menduplikasi lembaga yang ada, dengan alasan kurang aktif maka dibuatlah lembaga kembaran itu. Ada Tipikor, fungsinya menduplikasi Kejaksaan, Ada KPK, fungsinya menduplikasi Kejaksaan, Ada BNN, menduplikasi tugas Polisi. Kenapa bukan lembaga aslinya yang ditingkatkan peran dan fungsinya, jadi tidak perlu membentuk lembaga baru. Yang jelas biayanya tinggi, terus kapan lembaga itu akan dihapuskan dan fungsinya dikembalikan ke lembaga yang semula. Bapak2 kita memang pandai menciptakan peluang, yang tanpa disadari menjadi beban masyarakat. Coba diteliti lagi apakah sudah demikian buruk analisanya sehingga harus membuat lembaga baru. Sekarang ada satpol PP, jumlahnya sangat banyak, dan yang satu ini sering dihadapkan dengan masyarakat lemah, karenanya kerjanya berkaitan dengan penggusuran, apakah itu kaki lima, apakah itu sengketa tanah. Anehnya, kalau lagi getol menggusur pedagang kaki lima, membabi buta, banyak dagangan hancur, lapak dirusak, beberapa saat lagi, sedikit demi sedikit muncul lapak2 baru. herannya waktu masih kecil kok di diamkan saja, padahal justru kalau masih kecil sudah dilarang para pedagang tidak akan datang lagi. Tapi memang masalahnya rumit, mereka perlu lapangan kerja, nyatanya tidak ada yang nampung, beruntung mereka bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, tapi harusnya juga jangan sampai memakan badan jalan, jadi tidak merugikan pengguna jalan yang lain. Yaitu, kalau namanya latah ya latah hanya ikut ramai tidak tahu maksudnya. Oh mosok begitu.

Rabu, 20 Agustus 2008

14. SOLIDERITAS RENDAH

Kalau kita melihat bangunan tinggi menjulang, kendaraan padat, angkutan umum penuh, orang bersentuhan, bahkan berdempetan, seolah2 menunjukkan kedekatan dan keakraban. Padahal yang ada adalah individualistik yang angkuh, tersenggol sedikit marah, perang mulut. Rasa solideritas rendah. Yang paling konkrit bila di lampu merah terjadi pencongkelan kaca spion atau pencopotan Dop roda, ditengah hari bolong, banyak yang melihat, korban hanya terbengong2, sementara para saksi juga asik menyaksikan, pelaku aman2 saja kalau apes ketangkap polisi, dari masyarakat tidak ada tindakan apa2, semua menggerutu tentang keamanan dijalan, tetapi tak pernah cari solusi. Dibenak saya ada pemikiran, perlu dibangkitkan solideritas masyarakat, dimulai dari hal yang paling kecil. Misalnya dibentuk forum komunikasi masyarakat untuk solideritas. Perlu dirancang tindakan2 yang harus dilakukan bila menyaksikan tindak kriminal ditempat keramaian. Misalnya kalau dilampu merah ada penodongan, Pengendara lain yang menyaksikan segera membunyikan Klakson serentak, kemudian bertindak, penjahatnya segera diserbu. Mungkin jalan akan menjadi macet. Itu pasti, tetapi itu awalnya saja, karena kalau sudah menjadi rutinitas, para penjahat akan berpikir lagi bila akan melakukan kejahatan ditengah keramaian. Kalau saat ini ada orang yang tiba2 bertindak mungkin bisa mati sendiri, karena penjahatnya akan nekad. Tapi kalau dilakukan ramai2, pasti penjahat juga takut. Apalagi kalau penjahatnya tahu kalau masyarakat sekarang sudah kompak. Begitu juga kalau ada kejadian didalam bus, para penumpang bisa segera bertindak. Memang untuk membangkitan semangat melawan terhadap kejahatan perlu waktu. Untuk bisa sampai kepada kalayak ramai, maka idea ini perlu disebar luaskan. Kalau semua orang sudah tahu bahwa kalau terjadi kejahatan akan dilawan secara ramai2, pasti kejahatan akan berkurang. Memang tidak ada waktu lagi untuk terus mengeluh, harus bertindak serentak, tentunya dalam mengambil tindakan harus ada batasnya, tidak sampai mati, karena dengan penanganan selama ini diproses secara hukum, tidak selalu menimbulkan efek jera, bahkan kadang2 menjadi lebih pandai, tetapi kalau langsung dihadapi masyarakat, pasti akan jera. Jadi harus dimulai dari menumbuhkan rasa solideritas yang cemen, akan terbentuk rasa solideritas yang semakin besar. Kalau setuju tolong sebarluaskan.

13. CALEG

Ya, saat ini para politikus atau calon politikus, sedang sibuk mendaftarkan diri sebagai Caleg, Calon Legeslatif. Semua dengan penuh semangat, bahwa dirinya layak menempatkan diri sebagai wakil rakyat. Jadi mereka menawarkan diri untuk dipilih menjadi wakil rakyat, kalau tidak dipilih bagaimana, ya sudah itu resiko. Yang jelas mereka harus punya modal, paling tidak modal nekat, karena persingan sesama kader partai tidak bisa dihindari. Saatnya mereka Rajin turba pura2nya mendengarkan aspirasi rakyat, katanya akan membawakan suara rakyat. SUdah banyak contoh, setelah jadi wakil rakyat, melupakan konstituennya. Buktinya mana?. Rakyatnya sebagaian besar masih miskin, kenapa mereka sibuk, memperjuangkan tunjangan untuk kepentingan sendiri, setiap membahas RUU, banyak uang bertebaran kesana kemari, mampirnya kemana?, ya pasti kekantong para anggota dewan. Setelah ada yang mengaku menerima dan membagi2, yang lain membantah secara berjamaah. Dimana letak kejujuran ?. Berbagai Undang2 dihasilkan, rapat nya sampai larut malam, untuk jadi Undang2 perlu proses yang panjang dan melelahkan. Setelah diundangkan, banyak yang mati suri. Di Jakarta ada Perda anti rokok, ada lagi perda parkir liar. Waktu mulai di berlakukan, banyak perokok yang tidak terima gara2 ditegor oleh satpol PP, bahkan lebih galak, sambil membawa pengacara segala. Barang kali saking kayanya, urusan merokok saja harus berurusan dengan Pengacara segala. Terus parkir liar, waktu baru keluar peraturan banyak mobil digembok, untuk bisa bebas urusannya panjang. Tapi saat ini sepi lagi nyaris tak terdengar gaungnya, apakah sudah tidak berlaku, atau malas. Harus nya disadari waktu mau membuat peraturan, bisa enggak kira2 dijalankan, kalau tidak bisa yang jangan bikin aturan, biayanya mahal. Undang2 lintas begitu juga seringnya selalu dipandang bahwa kalau lalulintas semrawut, undang2nya yang salah atau manusianya yang salah. Memang masalah lalulintas bukan semata2 urusan jalan dan kendaraan. Tetapi berbagai masalah ikut mempengaruhi. Seperti saat ini misalnya, motor menjadi banyak sekali, gara2 kredit makin gampang. Kembali ke wakil rakyat, karena mewakili segala elemen masyarakat, seharusnya para wakil bisa betul2 membawakan aspirasi masarakat, jadi semua terwakili sebelum mengetok palu keputusan, yah urun sedikit saja. Mudah2 bisa dimengerti.

Rabu, 13 Agustus 2008

12. MUSUH BERSAMA.

Pada jaman awal orde baru, Pak Harto sukses menemukan musuh bersama, semua orang akan setuju bahwa yang disebut musuh bersama memang betul2 musuh. Dan itu sangat manjur untuk menakuti orang, jadi barang siapa ketika itu dicap seperti itu, pastilah orang lain juga akan mencibir orang itu. Ya itu waktu, yang disebut musuh bersama adalah "G30S/PKI". Dan Pak Harto sukses bertahan kekuasaan sampai 32 tahun berkat kata itu, ketika itu, barang siapa berani mengusik Pak Harto atau kroninya, akan di Cap "g30S/PKI" dan semua orang tahu apa akibatnya. Saat ini ada gejala seperti itu. Tidak ada salahnya menentukan musuh bersama, yang penting tidak merugikan kalayak ramai, bahwa yang bersangkutan dirugikan, ya mau apa lagi. Jadi saat ini seharusnya SBY bisa memanfaat mementum itu dengan memakai jargon bahwa KORUPTOR sebagai musuh bersama. Tentu harus selalu melalui jalur hukum, artinya semua yang terindikasi melakukan korupsi yang harus ditindak tanpa pandang bulu. Jangan seperti jaman Pak Harto, kalau sudah dicap terkait G30S/PKI langsung dipecat, tanpa proses hukum, Bahkan yang lebih sadis lagi adalah istilah bersih diri/bersih lingkungan, banyak orang kena imbasnya. Dan ini dimanfaatkan oleh orang yang syirik. Kembali ke Koruptor, kalau kita perhatikan saat sidang, mereka berpakaian rapi, tebar senyum sana-sini, kaya tidak merasa bersalah. Maka saat ini yang sedang kita tunggu2 adalah bagaimana menangani kasus2 korupsi yang dilakukan oleh orang yang punya pengaruh. Semoga pemikiran ini ada manfaatnya. Augustus 14, 2008.

11. BICARA POLITIK SEDIKIT

Orang bijak bilang, Demokrasi itu artinya kekuasaan ditangan rakyat, itu artinya rakyat yang punya kuasa, barangkali kalau rakyatnya sudah maju dan tingkat pendidikan rata2 sudah tinggi hasilnya akan baik, tapi rata pendidikannya masih rendah mungkin hasilnya tidak maksimal.Kalau begitu adanya berarti, Demokrasi yang dijalankan diIndonesia kita tercinta baru pada tingkat proses, belum menjamin hasilnya pasti lebih baik. Bagaimanapun hyang namanya rakyat adalah kalayak umum, bukan organisasi, aturannya lebih sulit. Kalau semua untuk demi rakyat artinya akan menjadi sulit. Anggota dewan kita sudah dipilih langsung oleh Rakyat, kenyataannya hasilnya tidak bagus, yang korupsi banyak, rakyat tidak berdaya untuk menegor pilihannya. Pemilu, pemenangnya ditentukan harus mencapai suara sekian prosen, kalau tidak diulang ke tahap berikutnya. Pengalaman yang sudah, dimana pemilu dilakukan dalam dua tahap, lebih banyak pemenangnya ya yang sudah unggul dari awal. Padahal biayanya bermilyar rupiah, terus apa yang ingin dicapai, Prosesnya atau hasilnya. Kalau disuruh memilih, saya memilih hasilnya. Karena yang bisa memakmurkan rakyat bukan cara pemilihannya, tetapi adalah siapa menjadi pemimpinnya. Diberbagai TV sering diadakan debat terbuka, ada yang menjawab pertanyaan dari panelis lancar, ada juga yang tergagap2, toh tidak mempengaruhi hasil pemilihan, itu kan tergantung selera panelisnya. Sebentar lagi kita memasuki masa2 pesta rakyat yaitu pemilu pada tahun 2009. Jumlah partai peserta pemilu sekian puluh. Orang bingung, apa sih yang ingin dicapai oleh para pendiri partai baru, Yang lucu lagi, partai yang sudah berkali kali kalah kok juga ikut terus, pada sudah ketahuan pemilihnya sedikit. Ada lagi kalau ada yang kurang puas dengan pimpinan partai, kemudian mbelot, bikin partai sendiri. Dalam kenyataannya partai sempalan lebih sering mati dari pada induknya. Mbok ya sudah kalau kalah ya pasrah, baru pada saat yang tepat maju lagi, tapi tetap pada partai yang sama. Ada lingkaran setan disini: untuk menghasilkan pemilu langsung yang bagus akan tercapai bila rakyat sudah maju, untuk maju perlu pendidikan, biaya pendidikan mahal, pemilu dilakukan pakai dua putaran segala, jadi telur sama ayam penting mana??, yang tergantung siapa ditanya. jakarta 13, august 2008.

Selasa, 12 Agustus 2008

10. SIKLUS KEHIDUPAN

Siklus kehidupan manusia bagaikan gambar Gunung, yakni mulai dari lembah, puncak kemudian lembah lagi, kita sekarang ini umumnya berada di puncak. Yang ada di tahapan lembah yang pertama adalah anak2 kecil, sedangkan lembah yang kedua adalah yang saat ini sudah tua.
Waktu kecil mulai merangkak, waktu tua kadang2 belajar merangkak juga,
Waktu kecil giginya masih sedikit , waktu tua giginya tinggal sedikit,
Waktu kecil mulai bisa jalan, waktu tua jalannya kadang2 tertatih2,
Waktu kecil belum bisa mengingat, waktu tua sudah banyak lupa,
Waktu kecil sering dimarahi orangtuanya, waktu tua kadang2 dimarah anaknya,
Waktu kecil suka pipis sembarangan, waktu tua ada juga yang begitu,
Waktu kecil belum bisa mandi, waktu tua sudah tidak bisa mandi sendiri,

Ada yang sedang ngetren saat ini,
Waktu kecil, disuapin, waktu jadi manten suap2an, waktu jadi anggota dewan lahap suapan, sampai2 satu komisi di dewan perwakilan menerima suap berjamaah, siapa imamnya?.
Waktu kecil kalau sudah kenyang ngaku kenyang, maka menyuapnya berhenti, tapi setelah jadi anggota Dewan, sudah kenyang masih mau disuap terus, ini barangkali termasuk penyakit juga, masalahnya yang bagi2 saja tahu, kok yang menerima masih tidak ngaku, padahal semua dalihnya selalu untuk bangsa dan rakyat Indonesia, bagaimana jadinya negara dan bangsa ini kalau pejabatnya pada tidak jujur. Kita semua waktu kecil pasti diajari bagaimana arti kejujuran, karena dengan kejujuran hidup bisa lebih tenang, pasrah. Nah saat ini sedang dipikirkan baju seragam bagi yang masih suka disuapin, sama dengan waktu kecil, tapi waktu kecil karena belum bisa memilih pakaian sendiri, sedangkan bagi yang menerima suap, juga dipilihkan seragam, tapi harus dipaksa, supaya tahu malu.
Waktu kecil belum tahu malu, wajar, tapi kalau sudah tua masih malu2in wah ya kurang ajar. Yang penting kita semua harus waspada ("eling lan waspodo "), karena dengan ini kita bisa hidup lebih tenteram. Jadi waktu menapaki lembah yang kedua bisa lebih pasrah. Jakarta Augustus 13, 2008.

Selasa, 05 Agustus 2008

Desa Wingkomulyo

Namanya terdiri dari Wingko dan Mulyo, Wingko berarti pecahan genting dan Mulyo berarti aman, tenteram. Kalau disambung apa artinya??, tak tahulah. Dulu orang suka menyebut Karang tengah, karena letaknya ditengah antara Desa Wingko Tinumpuk, Wingko Sigromulyo dn Wingko Sanggrahan. Konon kabarnya dulu, Wingko mulyo bergabung dengan Wingko Sigromulyo, pada jaman penjajahan. Pada saat Jepang kalah, Wingko Mulyo pisah dengan Wingko Sigromulyo. Lurah pertama setelah pisah adalah Pak Sastro Hardjono Alm. Saat ini anaknya menjadi lurah di Wingkomulyo. Wilayahnya sempit, warganya sedikit, kalau pemilihan lurah, pemilih paling sekitar 300 jiwa. Anak2 yang berhasil menyelesaikan sekolah, pergi merantau mencari penghidupan dikota, saat ini yang tinggal dikampung para orang tua dan anak2 yang memilih tinggal didesa. Mata pencaharian pokok bertani padi. Desa ini dilalui jalan yang menghubungkan Sangubanyu dan Jenar. jalan ini kalau lebaran menjadi ramai karena banyak perantau yang mudik untuk lebaran dengan para tetua desa. Wilayah desa ini meliputi dukuh Ngentak, letaknya diutara, berdatasan dengan desa Ketos dan Demplo. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Wingko Sigromulyo, sebelah barat dengan desa Wingko Tinumpuk dan sebelah timur dengan desa Wingko Sanggrahan. Batas desa sebelah barat ditandai dengan sungai kecil yang menjadi irigasi petani desa Wingkosigromulya. Sekolah didesa ini sudah sangat tua, dahulu sekolah yang ada untuk menampung anak dari Wingko Sigromulyo, Wingkomulyo, Wingko Tinumpuk, belakangan desa Wingko Tinumpuk mempunyai sekolah sendiri untuk SD, bahkan saat ini sudah ada SMP negeri. Didesa ini ada satu makam yang sudah tua, letaknya dibelakang kantor desa, sering disebut Mbah Jadi, kata orang tua itu merupakan awal2nya desa Wingkomulyo. Disebelah timur ada pasar, saat ini bernama pasar desa Wingko Sigromulyo, karena letaknya didesa tersebut. Tetapi dulu namanya Pasar Desa Wingkomulyo. Penduduknya banyak merantau kemana-mana. Bagi yang belum pernah tahu atau belum pernah punya gambaran, akan saya kasih sedikit gambaran. Dari barat yaitu Sangubanyu kearah timur kira2 6 KM, kalau dari Timur yaitu Jenar, kebarat kira2 6KM. berarti letaknya ditengah2. Dulu ada jalan dari selatan yaitu Wunut terus keutara melalui Demplo terus sampai di Condong, tetapi saat ini jalan tersebut tidak terurus. Ya itulah sekelumit gambaran desa Wingko mulyo yang saya tahu. 5 agustus 2008.

Jumat, 18 Juli 2008

AJAL YANG DITENTUKAN OLEH MANUSIA

Tgl 19 Juli 2008 jam 00......... 3 terpidana mati, 2 di surabaya 1 di serang menemui ajal didepan juru tembak, yang bak Malaikat pencabut nyawa, telah menentukan ajal manusia. Persoalannya bukan pada vonis dan Eksekusinya, melainkan pada tenggang waktu antara vonis dijatuhkan dengan waktu ekskusinya. Khusus untuk yang di Surabaya, yakni Ibu dan Anak, sengaja saya tidak menyebut namanya, antara Vonis yang di jatuhkan sampai waktu eksekusi, perlu waktu 20 th lebih. Apa yang menjadi alasan sehingga perlu waktu selama itu. Upaya hukum yang diberikan kepada terpidana semua telah dimanfaatkan, hasil final tidak merubah keputusan vonis tingkat pertama, berarti hukuman mati tetap berlaku. Bukankah upaya hukum juga ada aturannya, sehingga tidak menjadi berlarut2 sebegitu lama. Selama menanti eksekusi, sebagai manusia pada umumnya pasti berbuat baik dengan harapan suatu saat nanti akan ada keringan hukum. Dalam kasus kriminal hal demikian tidak mungkin terjadi. Berarti eksekusi hanya soal waktu. Kalau menunggu waktu sekian lama, sesungguhnya kedua terpidana mati di Surabaya itu menjalani dua hukuman, yakni hukuman Fisik selama 20 th lebih dan kemudian hukuman mati. Apakah hal demikian Bijaksana diterapkan dinegeri kita. Bukankah lebih baik segera dieksekusi setelah upaya ditempuh. Apakah masih mempertimbangkan adanya kasus seperti Sengkon dan Karta yang dihukum mati, ternyata setelah sekian tahun ada orang yang mengaku sebagai pelaku pembunuhan. Yang jelas apapun pertimbangannya kalau waktu tunggu eksekusi terlalu lama, menjadi tidak manusiawi, karena membiarkan orang yang sudah tahu kematiannya akan ditentukan oleh juru Tembak. Mudah2 para petinggi yang bijak, dalam menjalankan hukum, mulai penyidikan, penuntutan, pengadilan dan eksekusi dilaksanakan secara konsekuen dengan mempertimbangkan rasa kemanusiaan dan keadilan. Karena dengan demikian hukum diIndonesia akan lebih berwibawa dan bermartabat, bukan sebaliknya.

Kamis, 26 Juni 2008

Segi Empat Emas.

Purworejo, Kutoarjo, Ketawang, Congot merupakan segi Empat Emas di Kabupaten Purworejo. Keempat tempat tersebut dihubungkan Jalan yang sudah mulus, yakni jln Kutoarjo-Ketawang-Congot-Pangen-Kotuarjo. Diwilayah ini merupakan lumbung pagi pagi Purworejo Selatan. Saat ini ada empat jalan membujur ketimur pada wilayah tersebut Yakni Kutoarjo-Pangen, Sangubanyu-Jenar, Grabak-Purwodadi dan Ketawang-Congot. Jalan membujur dari utara ke selatan baru ada dua yakni Pangen-Congot dan Ketawang-Kotoarjo. Jalan Ngombol-Ngangkruk-Rumah sakit lewat Banyuurip, Sebelah Barat lagi, jalan Wunut, Wingkomulyo, Demplo, Banyuurip. Kalau jaman dulu Jalan Wingko-Demplo bisa langsung ke Condong, saat ini sudah putus di Demplo. Kemudian kebarat lagi ada jalan dari Mijoyo seboro pemudian Tegal miring. Alangkah baiknya kalau jalan-jalan yang sudah itu dapat ditingkatkan lagi, Sehingga daerah daerah tersebut menjadi lebih mudah eksesnya. Pembangunan memjadi terasa merata bila jalan tersebut diperbaiki, supaya memudahkan anak2 yang akan sekolah. Ini sekedar usulan, mudah2 an didengarkan oleh yang berwenang di Kab Purworejo.

Jumat, 20 Juni 2008

Forum Purworejo, Blog Komunikasi Blogger Purworejo: Yang Mau Di Link

Saya agak heran, dijakarta masih banyak orang yang belum tahu kota purworejo, tak apa, mungkin orang tersebut memang kurang luas pengetahuannya. Sebagai orang berasal dari purworejo akan selalu mengenang purworejo.

Sabtu, 14 Juni 2008

Pulang Mudik.

Tiga bulan lagi kita mudik, saya ingin bagi informasi jalur mudik, jalur ini beberapa kali saya lalui dan ternyata lancar. Saya sering menyebut jalur tengah. Dari Jakarta, kita lewat tol dan keluar di tol sadang, terus menuju Subang, Kadipaten, kalau belok kiri menuju Cirebon, disini sering macet karena pertemuan dengan jalur Pantura. Saya biasanya dari Kadipaten belok kanan menuju Majalengka, terus kawali dan cikijing, dari situ ambil jurusan Ciamis terus belok kanan menuju cilacap. jalur ini tidak begitu ramai, kendaraan besar tidak banyak, motorpun tidak banyak, Bagi yang naik motor, jalur ini juga tidak begitu ramai. Tetapi pertengahan majalengka ciamis, jalan naik dan berkelok. Dibanding jalur pantura, jalur ini lebih jauh kira2 30 km, tetapi sepanjang pengalaman saya jalur ini bisa lebih cepat karena tidak macet. Setelah Ciamis, kendaraan mulai ramai dan motor dari Bandung mulai banyak. Di wangon kita ketemu pemudik yang lewat pantura. Dan seterusnya ketimur gabung dari berbagai jurusan. Ada tiga jalur yang sudah saya coba, termasuk melalui Bandung, alternative ini masih bisa dipilih. Sebaiknya kalau mau lewat jalur ini berangkat dari Jakarta malam menjelang pagi. Dijalur ini antara sabang sampai Subang lewat hutan karet, memang agak sepi. Kalau siang tidak terlalu panas. Selamat mencoba bagi yang bosan macet.

Jumat, 13 Juni 2008

Judul tanpa arah

Kata2nya singkat yaitu" DEMO", sering disamakan dengan unjuk rasa. Kalau demo masak, unjuk kepandaian memasak untuk menyajikan makanan yang unik dan enak. Kalau yang ramai dijalan unjuk rasa juga, tapi sering menjadi unjuk Raga. Saling lembar benda, siapa yang salah???. ya salah semua. Tujuan awal mulia, tapi caranya ya begitu. Persoalannya kalau belum ada korban sering dianggap sepele, baru setelah ada korban semua menjadi sibuk, seolah2 peduli dengan pengunjuk rasa. Sebetulnya, terlepas salah atau benar cara penyampaiannya, tetapi semakin banyak Demo berarti ada sesuatu yang tidak bisa dikomunikasikan dengan jelas. Pada jaman Pak Harto ALm, sering mengatakan supaya kita pandai membaca tanda2 jaman, kalau basa jawanya tanggap in sasmito. sayangnya ketika itu Pak Harto sendiri yang tidak bisa membaca tanda2 jaman, sampai akhirnya mundur karena didemo maha siswa, itu artinya dulu pendemo yang menaikan sekarang pendemo yang menurunkan, ya sudah balik modal. Itulah sekedar uangkapan yang tidak jelas mau kemana arahnya.

Senin, 09 Juni 2008

Keprihatinan

Hampir tiada hari tanpa demonstrasi, heran, dimana yang salah?. Ini suatu sebab akibat, seseorang mendemo, karena ada sesuatu yang dituntut. Kalau tuntutan tidak dipenuhi, timbul pemaksaan kemudian berujung pada kekerasan. Jadi demo yang bisa diartikan UJUK RASA berubah menjadi UJUK RAGA. Akhirnya timbul korban yang rugi kita semua. Sayangnya sudah didemo, sering tidak dihiraukan, kalau sudah jatuh korban, baru pada sibuk mencari siapa yang salah. Mbok coba sebelum ada korban, dengarkan tuntutan pendemo, pasti ada benarnya, walaupun sering juga ada salahnya. Yang penting bukan salah dan benar, mari coba mawas diri, kenapa orang cenderung ingin demo, tentu ada kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Seperti yang terakhir ini, BBM naik kemudian marak demo dimana. Memang kenyataan, begitu BBM naik, harga barang2 ikut naik. Jadi kalau alasannya unutk menghilangkan subsidi untuk orang kaya, ya batasi saja pengisian BBM oleh mobilnya orang kaya. Tetapi dengan menghapuskan BBM bersubsidi, kemudian ada BLT, padahal BLT sebulan seratus ribu, tidak nutup untuk kenaikan harga secara keseluruhan.
Yach mudah2 an ada perbaikan bagi semua.

Selasa, 27 Mei 2008

profesi yang di abaikan.

Waktu saya masih kecil hidup dikampung, saya tidak punya gambaran tentang keadaan kampungku sendiri. Semenjak aku meninggalkan kampung halamanku, sedikit demi sedikit saya mulai tahu hal2 tentang kampung, misalnya tentang makanan khas. Belakangan ini saya mulai sadar, bahwa kehidupan dikampung itu ayem tentrem, sayangnya sekarang desa Wingko mulyo itu saat ini tadah hujan, jadi sawah dapat ditanami hanya kalau ada hujan, irigasi tidak berfungsi lagi. Sudah tidak ada yang peduli. Padahal jaman aku masih kecil air melimpah ikan ada dimana-mana. keadaan itu semua tinggal kenangan. Kalau saat ini lagi mudik tidak mudah lagi melihat ikan seperti dulu, Barang kali alam memang terus berubah seperti itu.