Sabtu, 18 September 2010

BUDAYA ANTRI VS TAKUT TIDAK KEBAGIAN

Seminggu sudah lewat, kita semua kembali pada rutinitas sehari-hari, jiwa kita habis dicuci selama satu bulan penuhi, diharapkan bisa memperbaiki kebiasaan-kebiasaan kita yang kurang baik.
H-7 sampai H+7 adalah saat dimana para pemudik menjadi obyek pemberitaan, entah karena sedang terjebak kemacetan, atau menjadi korban kecelakaan lalu lintas atau malah menjadi penyebab kemacetan.
Budaya ngantri selalu relevan untuk terus didengungkan, karena ternyata ANTRI ternyata masih sangat jauh untuk menjadi budaya kita. Di banyak kesempatan kata-kata itu hanya akan menjadi slogan dan menjadi barang antik yang harus dilestarikan dan tidak tersentuh menjadi hal rutin atau menjadi perilaku keseharian.
Bila keadaan memaksa ternyata orang bisa juga ngantri, tetapi diluar keadaan itu masyarakat kita sudah diharapkan untuk bisa antri.

Keaadaan dijalan raya sering macet total, karena orang tidak mau mengantri, orang-orang takut tidak kebagian jalan, maka saling memotong. Kalau orang bisa merasa tidak takut tidak kebagian jalan maka orang mungkin akan mau mengantri. Dengan saling nyrobot berarti menyerobot haknya orang lain untuk bisa menikmati jalan menjadi lebih lancar, tapi biarlah itu tugasnya aparat terkait.

Sering kita melihat orang berebot untuk mendapatkan sodakoh. Yang membagikan jelas bermaksud baik, karena ingin berbagi kebahagian dengan orang yang kurang mampu. Tetapi kembali lagi, karena ada rasa takut tidak kebagian, maka saling berebut berdesakkan, bahkan ada yang meninggal pula.

Belum lama ini acara open house di istana juga memakan korban, orang berdesakkan. Disitu tergambar orang takut tidak bisa masuk, kalau tidak bisa masuk artinya bisa tidak kebagian.

Rupa untuk hal-hal tersebut masyarakat kita sering dihinggapi rasa kekawatiran, seolah-olah kalau tidak berebut berarti tidak kebagian. Bagi orang yang kebetulan menjadi panitia dalam acara-acara tersebut, pasti selalu mengharapkan bahwa orang-orang akan ngantri. Tapi kenyataannya........................ terus kapan antri akan menjadi budaya kita.