Selasa, 23 September 2008

28. SEMINGGU LAGI LEBARAN

Dulu waktu kecil, hari2 menjelang lebaran betul2 dihitung, sambil berkali2 lihat baju barunya, sekarang lebaran tidak pernah dihitung2 tahu2 sudah datang sendiri. Pakaian seadanya.
Semua penyedia jasa angkutan sedang mengalami panen, karena bisa menaikan tarif dan kendaraannya penuh, cuma arus baliknya sering kosong, baru setelah lebaran arus balik penuh dan jalur mudiknya yang kosong. Bagi yang mudik baik yang pakai kendaraan umum atau pakai kendaraan sendiri, padat, apalagi kalau sudah mepet2 lebaran.
Pada saat2 itu, para penghuni yang tinggal diJakarta menikmati lengangnya jalan, sepi, karena semua kendaraan baik pribadi maupun angkutan umum dipakai keluar kota. Setelah silahturahmi seperlunya kembali kerutinitas.
Sebaliknya yang mudik, begitu selesai silahturahmi mulai mikir baliknya, macet lagi, tapi biarpun capai tidak terasa karena semua sudah direncanakan. Mudah2an semua yang pulang, aman dijalan, rumah yang ditinggal juga aman tidak dijarah maling. Disinilah perlunya semua hati2 supaya semua aman dan nyaman.

Selasa, 16 September 2008

27. ALASAN ORANG MEMILIH SARANA TRANSPORTASI

Ada empat alasan seseorang memilih sarana transportasi yakni: murah, nyaman, aman dan cepat.
Keempat alasan tersebut tidak bisa dipilih sekali gus, bahkan untuk tiga alasan juga sudah. Kalau seseorang memilih yang murah, biasanya tidak nyaman dan tidak aman. Kalau seseorang memilih Nyaman biasa tidak murah atau mahal. Apalagi kalau orang memilih yang Nyaman dan aman pasti mahal. Kalau seseorang memilih yang cepat, aman dan nyaman sudah hampir pasti mahal harganya. Saat ini yang harganya murah tetapi cepat satu2nya adalak KRL (kereta api listrik), cuma memang tidak nyaman dan tidak aman. Jadi pada dasarnya tidak ada yang memilih mahal, karena yang mereka pilih pasti diantara yang empat tadi, sedang mahal itu akibat memilih salah satu dari empat tersebut diatas. Gara mencari mana yang paling bisa dipilih dari yang tersebut diatas, maka sekarang banyak orang beralih naik sepeda motor, karena lebih cepat dan murah, sedangkan keamanan dan kenyaman belum dijamin. Ditambah lagi sekarang banyak kemudahan untuk memiliki sepeda motor, hanya dengan 500 ribu orang bisa membawa pulang motor. Adapun untuk kalangan menengah keatas biasanya memilih yang nyaman, aman, cepat, untuk yang kelas menengah kebawah yang dipilih adalah murah dan cepat. Kesimpulannya baik kalangan atas dan kalangan bawah, kedua2nya sama2 ingin cepat.

Senin, 15 September 2008

26. PETA DUNIA

Peta Dunia yang kita lihat sampai saat ini masih sama dengan yang pertama kami saya waktu masih di SR. terbetang bagai kertas dimana Benua Asia ada ditengah2 dan kepulauan Nusantara persis ditengah. Kemudian pelajaran waktu itu mengatakan bahwa Indonesia diapit oleh dua benua besar, dua lautan besar. Kalau kita hanya melihat peta itu, maka terbayang, kalau orang Inggris mau ke New York maka jaraknya akan jauh sekali karena harus melewati benua asia. Padahal kalau kita melihat peta dari sisi lain jarak antara London ke New York tidak selebar bentangan yang kita lihat di peta selama ini. Kalau kita melihat benda yang bundar seperti bola, maka yang terlihat adalah separo yang dekat dengan pandangan kita, sedangkan yang separo jauh dari pandangan kita tidak akat terlihat. Kalau pakai konsep ini maka kita tidak akan bisa melihat seluruh dunia hanya dalam satu tampilan. Sekali waktu saya pernah melihat gambar peta dunia, yang terlihat adalah benua Eropa dan Benua Amerika darat asia dan Australia tidak kelihatan sama sekali. Jadi ada baiknya juga dalam pembelajaran, waktu menampilkan peta harus bisa dilihat dari beberapa sisi, sehingga teori yang mengatakan bumi itu bundar sepeti bola bisa lebih mudah dipahami.

Kamis, 11 September 2008

25. JO JA JAN - JO JA JAN

Itu bunyi kereta jaman dulu, kalau sekarang bunyinya JA JAN - JA JAN. Jaman saya masih kecil, atau mungkin sekarang juga masih ada, bantalan rel atau ganjel terbuat dari kayu jati. Mungkin waktu itu kayu jati memang banyak. katanya, dengan kayu jati, pergerakkan rel bila sedang dilewati kereta lebih lentur sehingga relnya tidak mudah patah atau bengkok. Jaman sekarang ganjal rel sudah diganti dengan beton dan relnyapun panjang2, makanya bunyinya sekarang lain.

Rel kereta yang sampai sast ini, sudah ada dari dulu, dengan beberapa penggantian rel, karena sebagaian suddah dimakan umur. Waktu itu frekwensi kerela tidak sepadat sekarang, sehingga dengan jalur yang ada saat ini sudah tidak memadahi lagi. Tahun 60 an, kereta merupakan andalan untuk bepergian ke Jakarta, karena Bus belum banyak. Kemudian pada tahun 70 an bus AKAP mulai banyak beroperasi, tetapi kereta masih menjadi pilihan, karena lebih aman dari kecelakaan. Begitu masih era 90 an, jalur kereta mulai meningkat, kelasnyapun ada tiga kelas yakni: ekonomi, business dan utama. kesemua kelas tersebut masih pada jalur yang sama, sehingga yang kelas ekonomi sering dikalahkan. Akhir2 ini sudah mulai dibangun double track, awalnya Jakarta-cirebon kemudian belakangan kutoarjo-Jogya, dengan double Track waktu tempuh makin pendek. Kesamaan kereta dulu dan sekarang, kesamaannya dulu dan sekarang sama2 masih jadi andalan penumpang karena mulah, penuh sesak. Perdebaannya, dulu tidak ada pengamen, sekarang banyak pengamen, dulu kereta lebih aman dari kecelakaan, sekarang kereta sering mengalami kecelakaan, waktu tempuh Jakarta kutoarjo dulu hampir 12 jam sekarang cuma 8 jam, dulu naik kereta goncangannya sangat keras, sekarang lebih mulus karena deisamping bantalan rel terbuat dari beton jadinya lebih statis, dan relnyapun lebih panjang. Sungguh luar biasa kemajuannya dalam hal waktu tempuh. Sekarang yang perlu dibenahi bagaimana supaya tidak sering terjadi kecelakaan baik keretanya maupun pengguna jalan lainnya.

Selasa, 09 September 2008

24. MATA ANGIN

Dulu mempelajari mata angin merupakan bagian dari pelajaran Ilmu Bumi, kalau sekarang namanya Geografi, di SR klas IV dimulai dengan pelajaran Ilmu Bumi. Pengenalan pertama pelajaran mata angin. Walaupun keseharian kita sudah belajar mengenai arah, tetapi dalam mata angin ini lebih lengkap, karena disamping arah yang baku ditambah dengan arah tengah2. Yang baku yakni Utara-Selatan, Timur-Barat, Tambahannya Tenggara-barat laut dan Timur laut-barat daya. Itu dulu pelajar mengasikkan karena sambil tebak2an. Dan akhirnya hafal delapan jurusan.

Begitulah hampir semua anak2 ketika itu hafal arah, jadi disamping hafal juga bisa merasakan bagaimana rasanya menghadap keutara, keselatan dsb, cuma kalau suruh menjelaskan bagaimana rasanya ya susah.

Begitu merantau ke Jakarta, sama sekali tak terpakai, masalahnya kalau tanya arah, banyak orang yang tidak tahu. Makanya ditempat tinggal saya bingungnya paten, sudah tidak bisa berubah. Jadi walaupun rasanya menghadap keselatan tetapi sesungguhnya menghadap kebarat. Anehnya tidak disemua tempat mengalami bingung, ditempat tertentu tidak bingung.

Yang sering terjadi kalau dari tempat yang tidak bingung menuju tempat bingung, lebih bingung lagi. Suatu ketika saya berada disuatu tempat dengan teman saya, kemudian saya bilang: "ini kok rasanya menghadap ke Timur". Temannya komentar, bagaimana sih bedanya menghadap ke Barat atau ke timur. Belakangan saya baru tahu bahwa teman saya itu tidak bisa merasakan arah. Jadi malah tidak ada masalah.

Setelah saya perhatikan, yang sering membuat bingung adalah kalau ada jalan yang beloknya sedikit tidak sampai 90 derajat, ini sering bikin bingung, karena pada waktu belok setengahnya seolah2 sudah belok 90 derajat lagi.

Betapa kasihannya kalau sampai tidak tahu arah.

Kamis, 04 September 2008

23. PUDUNAN/RIYAYAN/LEBARAN

Pudunan/Riyayan/Lebaran artinya sama saja.
Begitu turun shalat Id, bagi yang shalat, yang tidak juga tidak apa2, anak2 kecil termasuk saya mendatangi para orang tua, bersamalan sekedarnya, yang paling dituju adalah ingin mencicipi kue2 yang jarang ditemui pada hari2 biasa.
Pudunan sendiri dari kata mudun yakni turun, konon kata orang tua pada hari itu para leluhur turun, tapi turun kemana saya tidak tahu, makanya pada waktu itu orang2 pada malam takbiran memasang lampu minyak dan tempat air yang diisi air dan daun dadap, katanya kalau leluhurnya turun bisa cucu kaki dan tangan dahulu.
Bagi2 anak2 pakai baju baru, dapat sangu, makan kenyang sehari. Esok harinya pagi berangkat ke ketawang (laut selatan) dengan berjalan kaki, bekalnya ketupat dengan lauk sekedarnya. semua saya jalani dengan senang hati karena waktu itu memang itu adanya. Bekal uang sangat terbatas, makanya supaya tidak kelaparan, bawa ketupatnya banyak. Waktu berangkat serentak bersama2 dengan teman lain, jarak tempuh kira2 10 km. Dilaut mandi air laut sepuasnya, baju semua basah, tidak perlu ganti karena akan kering sendiri. Kalau sudah kecapaian baru berangkat pulang dengan jalan kaki juga. Besok paginya lagi, badan rentek, mata sakit karena kemasukkan pasir2 halus. Walupun jaraknya agak jauh dan yang dilihat cuma air, tetapi bisa beberapa kali pergi kelaut. Giliran pulang bekal sudah habis badan capai buka main nikmatnya.
itu semua kenangan waktu kecil tahun enam puluhan, sekarang kalau disuruh kelaut sudah malas. Ngak tahu bagaimana anak2 sekarang apa masih suka kelaut.

Rabu, 03 September 2008

22. BUKA PUASA

Puasa, sebagaimana yang kita paham adalah wahana pengendalian diri, latihan merasakan kelaparan, supaya punya rasa tepa slira.
Tuhan dalam memberikan cobaan macam2, ada enak ada tidak enak, ada kaya ada miskin, ada cantik ada jelek, semua itu cobaan. Kalau lagi enak berarti kita dicoba dengan yang enak2, kalau lagi nggak enak berarti kita lagi dicoba dengan yang tidak enak. Tetapi banyak kejadian, kalau dicoba dengan yang enak sering tidak berhasil. Yang berhasil artinya dengan enak tetap bertakwa. Sedangkan yang dicoba dengan tidak enak, orang lebih berhasil, artinya dengan tetap bertakwa perlahan2 dapat bangkit.
Pada saat puasa orang kuat menahan lapar, karena kalau tidak kuat artinya tidak puasa. Tetapi pada saat sudah buka, bukan main sering kita membabi buta, lha wong sudah tidak puasa maka apa saja diembat. Sebetulnya pada saat buka itu kita tepat harus mengendalikan diri. Karena pengendalian diri adanya dikita sendiri. Dikatakan cukup juga menurut kita, dikatakan tidak cukup juga menurut kita. Jadi saat pengendalian diri malah pada saat kita berbuka. Kita tidak mengendalikan diri, artinya puasa itu mendidik untuk toleransi menjadi tidak tercapai. Muga2 saja gusti allah memberi kekuatan kita supaya tetap bisa mengendalikan diri.

Selasa, 02 September 2008

21. MUDAH TERSINGGUNG

Belakangan ini sering kali melihat berita pembunuhan yang sadis:
1. Pembunuhan 3 orang di Meteng pada siang hari kurang dari satu jam, pelakunya hansip setempat, hanya untuk menguasai barang milik korban.
2. Di bandung, suami isteri yang sudah tua di bunuh oleh bekas pembantunya, alasannya sering dimarahi dan sering disuruh makan nasi basi.
3. Di bali suami isteri dibunuh oleh pembantunya karena merasa sakit hari sering dimarahi.
4. Yang Paling heboh adalah Ryan, yang teakhir alasannya tersinggung karena pacar sejenisnya mau dipakai korban.
Semua alasan diatas sepele, ingin memiliki barang orang lain, yang punya barang dibunuh, barang dimiliki, belum sempat menikmati sudah ketangkap, misalnya kemudian dihukum 10 tahun apa tidak menyesal.
Tersinggung kemudian yang menyinggung dibunuh.
Persoalannya hanya pada pemikiran sesaat baik itu emosi, grogi atau panik, kecuali yang memang mempunyai kelainan jiwa, sehingga tidak ada penyesalan sama sekalai.
Kalau normalnya pasti orang setelah melakukan pembunuhan akan menyesal karena kuhumannya akan berat dibanding dengan kenikmatai yang dirasakan.
Kalau seseorang sakit hati, kemudian membunuh, barang kali sakit hatinya sembuh sesaat, tapi selanjutnya hukuman yang dinikmati.
Kemudian yang dilakukan Ryan, masih susah di analisa, karena membunuh banyak orang dalam jangka waktu yang lama dan korbannya banyak kok bisa lancar2 saja.
Kembali ke soal emosi sesaat, disini perlunya ada pengendalian diri pada saat2 seperti itu, persoalannya pada saat panik sudah tidak bisa berpikir, lalu berbuat apa saja tidak berfikir resikonya.
Memang seharusnya pengendalian diri seharusnya ditekankan pada keadaan yang darurat, karena dalam keadaan tenang dan normal hampir semua orang bisa mengendalikan diri. Mungkin perlu juga pendidikan supaya orang tidak mudah tersinggung, pendidikan ndableg kira2 begitu. Karena yang nama nya tersinggung, itu soal perasaan, kalau kita bisa ndableg, pasti tidak mudah tersinggung. Sekarang seolah2 dengan mengatasnamakan tersinggung kemudian boleh melakukan apa saja.
Mungkin dunianya sudah tua, kaya orang, kalau sudah tua juga kadang2 mudah tersinggung.
Tapi coba, waktu merasa tersinggung, jangan lalu action, mikir sejenak, mungkin bisa mengurangi pembunuhan yang disebabkan karena tersinggung.