Rabu, 03 September 2008

22. BUKA PUASA

Puasa, sebagaimana yang kita paham adalah wahana pengendalian diri, latihan merasakan kelaparan, supaya punya rasa tepa slira.
Tuhan dalam memberikan cobaan macam2, ada enak ada tidak enak, ada kaya ada miskin, ada cantik ada jelek, semua itu cobaan. Kalau lagi enak berarti kita dicoba dengan yang enak2, kalau lagi nggak enak berarti kita lagi dicoba dengan yang tidak enak. Tetapi banyak kejadian, kalau dicoba dengan yang enak sering tidak berhasil. Yang berhasil artinya dengan enak tetap bertakwa. Sedangkan yang dicoba dengan tidak enak, orang lebih berhasil, artinya dengan tetap bertakwa perlahan2 dapat bangkit.
Pada saat puasa orang kuat menahan lapar, karena kalau tidak kuat artinya tidak puasa. Tetapi pada saat sudah buka, bukan main sering kita membabi buta, lha wong sudah tidak puasa maka apa saja diembat. Sebetulnya pada saat buka itu kita tepat harus mengendalikan diri. Karena pengendalian diri adanya dikita sendiri. Dikatakan cukup juga menurut kita, dikatakan tidak cukup juga menurut kita. Jadi saat pengendalian diri malah pada saat kita berbuka. Kita tidak mengendalikan diri, artinya puasa itu mendidik untuk toleransi menjadi tidak tercapai. Muga2 saja gusti allah memberi kekuatan kita supaya tetap bisa mengendalikan diri.

4 komentar:

Raf mengatakan...

Ma'af lambat datang Pak ....

Mohon ma'af atas segala khilaf semoga kita mampu mengisi Ramadhan dengan penuh ikhlas sehingga mendapatkan kemenangan sepanjang hayat...amienn

Wassalam ,
Raf

Pursito mengatakan...

Terima kasih sama2 Mas Raf semoga puasa kita dapat membersihkan diri kita dari hal2 yang kotor amien.

Anonim mengatakan...

Puasa perut.... gampang. Yang sulit puasa telinga, mata, mulut dan bawah perut (he he bagi yg lagi ten-nyar ).

Pursito mengatakan...

Makanya suka ada yang tidur terus alasannya biar mata dan telinganya ikut puasa, dan katanya tidurnya orang puasa juga ibadah, enak banget.