Rabu, 20 Agustus 2008

13. CALEG

Ya, saat ini para politikus atau calon politikus, sedang sibuk mendaftarkan diri sebagai Caleg, Calon Legeslatif. Semua dengan penuh semangat, bahwa dirinya layak menempatkan diri sebagai wakil rakyat. Jadi mereka menawarkan diri untuk dipilih menjadi wakil rakyat, kalau tidak dipilih bagaimana, ya sudah itu resiko. Yang jelas mereka harus punya modal, paling tidak modal nekat, karena persingan sesama kader partai tidak bisa dihindari. Saatnya mereka Rajin turba pura2nya mendengarkan aspirasi rakyat, katanya akan membawakan suara rakyat. SUdah banyak contoh, setelah jadi wakil rakyat, melupakan konstituennya. Buktinya mana?. Rakyatnya sebagaian besar masih miskin, kenapa mereka sibuk, memperjuangkan tunjangan untuk kepentingan sendiri, setiap membahas RUU, banyak uang bertebaran kesana kemari, mampirnya kemana?, ya pasti kekantong para anggota dewan. Setelah ada yang mengaku menerima dan membagi2, yang lain membantah secara berjamaah. Dimana letak kejujuran ?. Berbagai Undang2 dihasilkan, rapat nya sampai larut malam, untuk jadi Undang2 perlu proses yang panjang dan melelahkan. Setelah diundangkan, banyak yang mati suri. Di Jakarta ada Perda anti rokok, ada lagi perda parkir liar. Waktu mulai di berlakukan, banyak perokok yang tidak terima gara2 ditegor oleh satpol PP, bahkan lebih galak, sambil membawa pengacara segala. Barang kali saking kayanya, urusan merokok saja harus berurusan dengan Pengacara segala. Terus parkir liar, waktu baru keluar peraturan banyak mobil digembok, untuk bisa bebas urusannya panjang. Tapi saat ini sepi lagi nyaris tak terdengar gaungnya, apakah sudah tidak berlaku, atau malas. Harus nya disadari waktu mau membuat peraturan, bisa enggak kira2 dijalankan, kalau tidak bisa yang jangan bikin aturan, biayanya mahal. Undang2 lintas begitu juga seringnya selalu dipandang bahwa kalau lalulintas semrawut, undang2nya yang salah atau manusianya yang salah. Memang masalah lalulintas bukan semata2 urusan jalan dan kendaraan. Tetapi berbagai masalah ikut mempengaruhi. Seperti saat ini misalnya, motor menjadi banyak sekali, gara2 kredit makin gampang. Kembali ke wakil rakyat, karena mewakili segala elemen masyarakat, seharusnya para wakil bisa betul2 membawakan aspirasi masarakat, jadi semua terwakili sebelum mengetok palu keputusan, yah urun sedikit saja. Mudah2 bisa dimengerti.

Tidak ada komentar: