Selasa, 27 Mei 2008

profesi yang di abaikan.

Waktu saya masih kecil hidup dikampung, saya tidak punya gambaran tentang keadaan kampungku sendiri. Semenjak aku meninggalkan kampung halamanku, sedikit demi sedikit saya mulai tahu hal2 tentang kampung, misalnya tentang makanan khas. Belakangan ini saya mulai sadar, bahwa kehidupan dikampung itu ayem tentrem, sayangnya sekarang desa Wingko mulyo itu saat ini tadah hujan, jadi sawah dapat ditanami hanya kalau ada hujan, irigasi tidak berfungsi lagi. Sudah tidak ada yang peduli. Padahal jaman aku masih kecil air melimpah ikan ada dimana-mana. keadaan itu semua tinggal kenangan. Kalau saat ini lagi mudik tidak mudah lagi melihat ikan seperti dulu, Barang kali alam memang terus berubah seperti itu.

6 komentar:

Mbah Suro mengatakan...

Provisiat dan selamat..... Blogg Wingkomulyo sudah terbit, semoga blogg ini dapat dijadikan sarana komunikasi untuk mempererat tali silaturahmi diantara kita.
Saya dukung untuk sesering mungkin menulis dan berkreasi..... tak tunggu tulisan berikutnya. Makasih Pak Pur,

paromo suko mengatakan...

(permisi, ikut bikin huru-hara di sini ..)

sayangnya,
sawah-ladang ditinggalkan orangmudanya
ikan-udang merana kena pestisida
salam

Mbah Suro mengatakan...

Mas Paromo biasanya mlipir mlipir kalau mau masuk, ternyata sekarang berani ndodok lawang, biar baru kenal diwaneni wae, untune wis ra tedas peyek kacang, he... 3x sama-sama ra tedas.

Mbah Suro mengatakan...

Seingat saya dulu paguyuban IKAT Jakarta pernah bantu beli mesin pompa untuk pengairan, coba nanti kalau pak Pur kondur Wingko sambil ditelusuri keberadaannya. Pak Agus Sudiman juga pernah bantu bibit pohon jati yang ditanam disepanjang jalan Wingko - Ngentak.

Pursito mengatakan...

Matur Nuwun, Nak Surowo, telah memberi tanggapan, mengenai pompa air, aku juga kurang jelas, memang sekarang sudah sangat tergantung dengan pompa air, tapi dengan bahan bahar makin mahal, pasti ada dampaknya. Yang sangat disayangkan irigasi dari utara kok sudah mati total. Berarti sekarang sudah tadah hujan, mudah2an ada pemikiran baru.

Pursito mengatakan...

Pak Paromo Suko terima kasih sudah ikut berpartisipasi, terus terang saya sangat prihatin dengan pertanian, sayangnya tidak bisa ngapa ngapain, ya sudah dengan menulis barang kali ada pemikiran yang bermanfaat.