Kamis, 30 Juli 2009

42. GOTONG ROYONG YG MULAI PUDAR

Orang sering menyebut bangsa kita mempunya ciri khas Gotong Royong dan orang Barat punya ciri khas Individualistis susah mengatakan benar dan salah.

Dalam banyak hal khususnya di pedesaan jiwa gotong royong masih terasa kental, banyak pekerjaan yang dapat dikerjakan bersama tanpa berfikir bayar membayar. Umumnya orang di desa tidak terlalu terikat soal waktu, jadi model kerja gotong royong masih sangat mungkin dilaksanakan. Lain halnya kalau sudah mulai bergeser ke perkotaan, orangnya heterogin, kerjanya beda2, maka pengaturan waktu tidak bisa diberlakukan seperti kalau orang di desa dimana sebagaian besar hidup sebagai petani.

Manakala waktu luang antara orang yang satu dengan yang lain sudah berbeda gotong royong mulai bergeser, bukan karena sifat orangnya yang berubah tapi masalah waktu. Pada jaman dulu waktu saya di kampung, kalau ada orang meninggal dunia para pelayat akan menunggu sampai jenazah dibawa ke pemakaman dan pelayat sebagian besar ikut sampai peristirahatan terakhir.
Sekarang sudah berbeda jauh, memang pelayat menunggu sampai jenazah di berangkatkan ke pemakaman, tetapi begitu jemazah berangkat pelayat juga berangkat pulang, yang ikut ke pemakaman hanya sedikit.

Disisi lain, banyak hal yang sekarang mulai diukur dengan uang, artinya pekerjaan yang dulu bisa dilakukan secara gotong royong, sekarang hanya dikerjakan beberapa orang dengan bayaran. Tetapi hal ini tidak perlu disesali, keadaan memang terus berubah, satu hal yang harus terus dipertahankan adalah solideritas, kalau itupun sudah tidak ada, maka tumbuhlah masyarakat yang Individualitis, kemudian Egois. Mudah2 nilai luhur yang namanya gotong royong tidak mati begitu saja.

Tidak ada komentar: