Sabtu, 07 November 2009

43. KEJUJURAN YANG LANGKA

Mungkin dalam sehari akhir2 ini, nama2 seperti Ari Muladi, Bibit, Chandra, Susno, Anggodo akan kita dengar berkali-kali. Mereka jadi bintangnya akhir2 ini. Rupanya kejujuran masih merupakan barang yang mahal. Semua ini karena hampir semua pihak yang terkait berlaku tidak jujur, sehingga menjadi ruwet. Semakin banyak Team yang dibentuk, semakin kabur kemana arah penyelesaiaan. Masyarakat banyak mendukung Bibit Chandra, sementara DPR mendukung Polri. Kalau sesama pendukung dihadapkan maka yang terjadi DPR berhadapan dengan rakyat. Yang perlu diingat bahwa anggota DPR dipilih oleh rakyat, anda2 ini baru saja bersumpah untuk menjalankan tugas secara jujur demi kepentingan rakyat. Kalau melihat keadaan saat ini sangat kontradiktif dengan keadaan sebelumnya, waktu akan maju sebagai caleg. Kini sudah lupa semuanya.
Saya tidak percaya bahwa dalam kasus ini ada pihak yang paling benar, menurut saya pihak2 yang terkait punya andil kesalahan sehingga keadaan menjadi kisruh. Dalam kasus ini ada yang dikatagorikan sebagai orang yang menyuap, yang disuap dan perantara penyuap. Yang perlu diingat bahwa sepandai-pandai membungkus, yang busuk berbau juga. Persoalannya sebetulnya sudah lama terjadi, tapi kenapa baru diungkap setelah Mantan ketua KPK menghadapi sidang.
Polisi mengatakan bahwa pihaknya mempunyai data, bahwa mobil2 pejabat yang dicurigai ada ditempat terjadinya transaksi penyuapan, dipihak lain mengatakan bahwa mereka tidak kenal orang yang menjadi perantara penyuapan. Memang pengakuan mudah diucapkan, tetapi siapa yang menjamin bahwa pengakuan itu jujur. Karena semua berpangkal pada kejujuran. Bila pejabat KPK betul2 jujur, berarti Pihak kepolisian tidak jujur. Kasusny ini akan segera selesai bila kejujuran mulai dikedepankan. Sosok Ari muladi apa betul2 jujur bahwa ada nama Yulianto, itu semua menunggu kejujuran. Dan selanjutnya ke pengadilan, tetapi yang perlu diingat pengadilan juga dijalankan oleh manusia. Sebagaimana diketahui bahwa dalam menjalankan tugas, pengadilan adalah bertanggung jawab kepada Tuhan, karena bila salah akan mencelakakan dan menyengsarakan orang yang tidak bersalah. Seperti kasus terakhir yang terjadi di jombang, dimana orang sudah divonis bersalah, ternyata belakangan diketahui bahwa korban yang diduga dibunuh oleh pelaku ternyata lain orang. Sudah begini, untuk membebaskannya bertele-tele. Hukum adalah untuk keadilan, betapapun sudah ditetapkan dalan hukum acara pidana tetapi kalau tidak menghasilkan keadilan berarti ada kesalahan dalam pengetrapan hukum tersebut. Semuga kejujuran segera datang.

4 komentar:

paromo suko mengatakan...

seorang terapis 'penyakit hati' menyampaikan bahwa penyakit fisik bermula dari hati yang tidak bersih,
dengan analogi tersebut, dinilai bahwa kemelut politik yang terjadi hanya dapat diselesaikan dengan kejujuran yang didahulukan di atas kepentingan,
tidak perlu merasa hina untuk meminta maaf dan tidak perlu merasa hebat ketika harus memaafkan,
kita ini satu bangsa, mengapa haus saling membuat luka?

Pursito mengatakan...

Itu barang mahal, semua berani bersumpah atas nama Tuhan, saya rasa itu tidak main2. Tetapi kalau dua pihak saling berhadapan masing2 mengaku benar. Padahal untuk ini kalau yang satu benar, berarti yang lain pasti salah. Biarlah Tuhan maha tahu, kalau terpaksa kalah didunia, disana tetap mendapat tempak ditempat orang yang benar.

Sugeng Kariyodiharjo mengatakan...

Kejujuran ? Memang sekarang menjadi binatang langka .

Pursito mengatakan...

Matur nuwun Pak Ugeng, kereso pinarak ing blog kawulo.
Orang selulu berpesan betapa pentingnya kejujuran tetapi prakteknya kejujuran makin jauh dari kenyataan.